Pada dini hari tanggal 26 Desember 2004, mega-tsunami melanda provinsi Aceh di Indonesia yang disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 9,1 skala Richter. Hanya dalam waktu kurang dari 10 menit, ribuan meter kubik air laut berpindah ke daratan dan menewaskan lebih dari 170.000 orang di Indonesia dan ribuan lainnya di negara-negara sekitarnya yang sayangnya berada di jalur tsunami.
19 tahun setelah tsunami Samudera Hindia, ibu kota provinsi Aceh di Indonesia kini menjadi kota yang ramai, dengan museum dan kapal besar yang terdorong ke daratan oleh gelombang di antara beberapa pengingat akan kehancuran yang terjadi. Kehidupan sebagian besar korban telah kembali normal, namun sebagian lainnya masih berjuang karena kurangnya perumahan yang layak
Penyebab Tsunami Aceh 2004
Gempa bawah laut yang memicu tsunami maut itu terjadi di wilayah barat lepas pantai Aceh. Tsunami tunggal ini masih tercatat sebagai salah satu tsunami terkuat abad ini. Sejumlah literatur ilmiah mencatat gempa berkekuatan 9,1 hingga 9,3 SR tersebut. Sementara itu, Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat gempa dahsyat berkekuatan 9,1 skala Richter.
Sesar yang membentang dari barat Laut Aceh hingga Laut Andaman yang terdaftar sebagai lempeng Eurasia dan Indo-Australia ini dianggap sebagai sesar dengan bentangan terpanjang, menurut National Science Foundation.
Sejumlah gelombang tsunami memasuki daratan Aceh hanya dalam waktu 6 menit, didorong oleh sifat gempa yang dangkal dan memiliki hiposenter atau kedalaman hanya 10 kilometer. Laporan ilmiah menyebutkan patahan gempa terdiri dari enam segmen hingga 11 segmen sepanjang 1.155 kilometer tempat pertemuan lempeng Eurasia dan Indo-Australia.
Dampak Global Akibat Tsunami
Gempa pertama terjadi pada pukul 07.59 Waktu Indonesia Barat (WIB) dan menimbulkan gelombang tsunami ganda yang melanda sejumlah negara pesisir di Asia Tenggara seperti Malaysia, Thailand, Myanmar, dan sejumlah negara Asia Selatan seperti Sri Lanka. Maladewa, dan India. Energi luar biasa dari gelombang tersebut bahkan mencapai negara-negara di pantai timur Afrika seperti Somalia dan Seychelles, dilaporkan menewaskan 303 orang.
Terdapat 16 negara yang terkena dampak gempa dan Indonesia menjadi negara terparah karena letak negara yang dekat dengan pusat gempa. Gelombang kuat meluluhlantahkan kota-kota seperti Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Barat, Aceh Jaya, Pidie , Bireun , dan Lhoksumawe .
Secara keseluruhan, tsunami tahun 2004 merenggut 226.308 nyawa di seluruh negara yang terkena dampaknya. Sementara di Indonesia, 173.741 orang tewas dan 394.539 orang lainnya mengungsi dan terpaksa tinggal di pengungsian. Di antara korban jiwa di Indonesia, sebanyak 534 warga negara Swedia tewas dalam bencana tersebut, menjadikannya negara Eropa yang warganya tewas terbanyak di Indonesia pada bencana tersebut.
Lebih dari 80.000 hektar lahan pertanian telah direhabilitasi atau dibuka untuk digunakan dan 15.000 hektar kolam ikan telah dibuat. Bencana tersebut juga mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan kesiapsiagaan bencana. “Sejak terjadinya tsunami, terjadi peningkatan luar biasa dalam kapasitas kita dalam menghadapi bencana,” kata Sutopo Nugroho, juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana, yang dibentuk setelah bencana tsunami.