Jumat (13/6/2025), dunia dikejutkan dengan serangan mendadak Israel terhadap Iran melalui udara. Menurut laporan Kementerian Kesehatan Iran, serangan yang berlangsung hingga Senin (16/6/2025) tersebut telah menewaskan sedikitnya 224 orang, dengan 90% di antaranya adalah warga sipil. Serangan ini tidak hanya menimbulkan banyak korban jiwa, tetapi juga memicu ketegangan yang semakin memuncak di kawasan Timur Tengah.
Iran Sedang Menyiapkan Bom Nuklir?

Konflik Israel-Iran bermula dari tudingan Israel yang menyebut Iran tengah mempersiapkan pembuatan bom nuklir. Dilansir dari Al Jazeera , laporan dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) mengungkapkan bahwa Iran telah melakukan pelanggaran terhadap Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) dengan memperkaya uranium hingga mencapai 60%—kandungan yang mendekati kemurnian 90%, yang dibutuhkan untuk membuat bom nuklir. Namun, Iran membantah keras tudingan tersebut, dengan alasan program nuklir mereka untuk kepentingan sipil, seperti pembangkit listrik. Meskipun demikian, Israel tetap melancarkan serangan sebagai langkah pencegahan agar Iran tidak mengembangkan senjata nuklir.
Pembalasan Iran dan Serangan Lanjutan Israel
Tak tahan melihat ibu kota mereka, Teheran, porak-poranda akibat serangan Israel, Iran membalas serangan tersebut dengan rentetan serangan drone dan rudal pada Jumat malam (13/6/2025) dan Sabtu pagi (14/6/2025). Mereka menargetkan berbagai wilayah strategis di Israel. Sebagai respons, Israel pun tidak henti-hentinya menyerang Iran, menargetkan lebih dari 200 lokasi militer dan nuklir di seluruh negeri.
Serangan ini bukanlah yang pertama kali. Pada tahun sebelumnya, Israel juga melancarkan serangan besar ke Kedutaan Besar Iran di Damaskus, yang mengakibatkan tewasnya tiga komandan tinggi Iran. Serangan-serangan tersebut semakin memperburuk hubungan kedua negara yang memang sudah memburuk.
Sejarah Hubungan Israel-Iran
Hubungan antara Iran dan Israel memang telah lama memburuk. Sejak Revolusi Islam Iran 1979, Iran memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel dan mengubah kedutaan besar Israel di Teheran menjadi kedutaan besar Palestina, sebuah simbol dari pergeseran besar dalam kebijakan luar negeri Iran. Sejak saat itu, Iran menganggap Israel sebagai musuh utama, terutama terkait dengan isu-isu Palestina dan ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah.
Ketegangan antara Israel dan Iran tampaknya belum akan berakhir dalam waktu dekat. Serangan-serangan berlanjut dengan masing-masing pihak mempertahankan posisi dan klaim mereka. Dunia kini tengah mengawasi dengan cemas bagaimana situasi ini akan berkembang, mengingat dampaknya yang begitu besar, tidak hanya bagi kedua negara, tetapi juga bagi stabilitas kawasan dan bahkan dunia. Seiring dengan intensifikasi serangan dan saling balas, harapan untuk perdamaian semakin tipis, dan masa depan hubungan antara kedua negara ini semakin tidak pasti.