Pasca pandemi COVID-19, ancaman baru pun muncul yang sekarang banyak dibicarakaan yaitu Virus Nipah. Laporan berita terbaru telah menyoroti kematian tragis dua individu di negara bagian India, Kerala, akibat virus mematikan ini. Dalam situasi meningkatnya kekhawatiran, menjadi sangat penting untuk memahami transmisi, bahaya, gejala, dan langkah-langkah pencegahan yang terkait dengan virus Nipah.
Di negara bagian Kerala, India selatan, virus Nipah yang ditularkan oleh kelelawar telah menginfeksi enam orang – dua di antaranya meninggal – sejak virus itu muncul pada akhir Agustus. Lebih dari 700 orang, termasuk petugas kesehatan, telah dites infeksinya selama seminggu terakhir. Otoritas negara telah menutup beberapa sekolah, kantor dan jaringan transportasi umum.
Dalam situasi meningkatnya kekhawatiran, menjadi sangat penting untuk memahami transmisi, bahaya, gejala, dan langkah-langkah pencegahan yang terkait dengan virus Nipah.
Gejela terjangkit Nipah Virus
Meskipun wabah ini biasanya terjadi di wilayah geografis yang relatif kecil, wabah ini dapat berakibat fatal, dan beberapa ilmuwan khawatir bahwa peningkatan penyebaran di antara manusia dapat menyebabkan kematian. virus menjadi lebih menular.
Penularan virus nipah ini dimulai dari kelelawar buah ke hewan hewan peternakan, seperti babi, kambing, kuda dan bahkan anjing ataupun kucing juga tertular dan akhirnya menularkan virus Nipah kemudian ke manusia yang mengonsumsi hewan ternak yang terinfeksi atau terpapar cairan tubuh
Virus ini dapat menyebabkan demam, muntah-muntah, masalah pernapasan, dan peradangan di otak. Penyakit ini terutama dibawa oleh kelelawar buah, tetapi juga dapat menginfeksi hewan peliharaan seperti babi, dan juga manusia. Penyakit ini menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh dari hewan atau manusia yang terinfeksi. Belum ada vaksin atau pengobatan yang disetujui, namun para peneliti sedang menyelidiki kandidatnya.
Temuan Nipah di Wilayah lain
Virus Nipah pertama kali terdeteksi lebih dari dua dekade lalu, menyusul wabah di kalangan peternak babi di Malaysia. Dalam beberapa bulan, penyakit ini menyebar ke Singapura melalui babi yang terinfeksi. Wabah ini mengakibatkan hampir 300 kasus dan lebih dari 100 kematian.
Sejak itu, tidak ada wabah virus Nipah lainnya yang dilaporkan di Malaysia. Namun pada tahun 2001, virus ini muncul di Bangladesh dan India, dimana wabah ini terus meningkat secara berkala. Di Bangladesh, wabah ini terjadi hampir setiap tahun, dan penelitian telah menghubungkan infeksi ini dengan meminum fermentasi getah kurma yang terkontaminasi dengan urin kelelawar
Apakah sudah ada di Indonesia?
Walaupun tercatat sampai sekarang belum terdapat adanya kasus Nipah di Indonesia, pemerintah dan Kementerian Kesehatan tetap menghimbau untuk selalu waspada ini dikarenakan wabah Nipah tersebut berada di negara yang letak geografisnya berdekatan dengan Indonesia
Hal yang dilakukan untuk menghindari penyeberan
Langkah penting dalam mencegah wabah Nipah dan virus lain yang ditularkan oleh kelelawar adalah dengan mengembangkan cara yang lebih baik dalam mengelola satwa liar yang hidup dekat dengan masyarakat, kata Andrew Breed, ahli epidemiologi veteriner di Universitas Queensland dekat Brisbane, Australia.
Hindari kontak dengan kelelawar atau hewan ternak yang beresiko tertular virus Nipah, cuci bersih sayur dan buah sebelum dikonsumsi dan hindari sayuran yang kotor atau tampak sudah tergigit oleh binatang, gunakan alat pelindung diri, seperti sarung tangan, sepatu boots, dan pelindung wajah, saat membersihkan kotoran atau urine hewan. Selalu cuci tangan sebelum dan sesudah berinteraksi dengan hewan atau orang yang sedang sakit, terutama yang memiliki gejala infeksi virus Nipah. Hindari konsumsi daging kelelawar atau daging hewan ternak yang dimasak kurang matang.
Cara lain untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit yang ditularkan oleh kelelawar ke manusia adalah dengan menanam lebih banyak pohon yang menghasilkan buah yang disukai kelelawar tetapi tidak bagi manusia. Hal ini dapat membantu mencegah kelelawar yang terinfeksi mengkontaminasi makanan. “Kita perlu belajar bagaimana hidup aman dengan kelelawar,” katanya.
Kewaspadaan tetap menjadi kunci dalam melindungi diri dan komunitas kita dari potensi ancaman virus Nipah. Meskipun vaksin belum tersedia hingga saat ini, pengetahuan dan kesadaran, ditambah dengan langkah-langkah pencegahan yang bijak, dapat membantu mengurangi risiko dari virus yang sangat patogen ini. Dengan tetap terinformasi dan mengambil tindakan pencegahan yang diperlukan, kita dapat melindungi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita dari konsekuensi yang menghancurkan akibat infeksi virus Nipah.