Kepulauan Indonesia terletak di Cincin Api Pasifik, tempat pertemuan lempeng benua menyebabkan aktivitas vulkanik dan seismik yang tinggi.
Indonesia memiliki 127 gunung berapi aktif – jumlah gunung berapi yang lebih banyak dibandingkan tempat lain di dunia – dan Gunung Marapi adalah salah satu gunung berapi paling aktif di negara ini.
Gunung berapi setinggi 2.891 meter (9.500 kaki) itu meletus pada hari Minggu, memuntahkan abu vulkanik dan mengirimkan asap raksasa ke langit. Meredupkan langit dan menyelimuti desa-desa di sekitarnya dengan abu. Awan gas belerang berputar-putar di sekitar kawah dan retakan terbuka di batu hanya beberapa meter jauhnya, memperlihatkan batuan cair di bawahnya.
Marapi merupakan salah satu gunung berapi teraktif di Pulau Sumatera dan letusannya yang paling mematikan terjadi pada bulan April 1979 yang menewaskan 60 orang.
Sekitar 1.400 orang tinggal di lereng Marapi di Rubai dan Gobah Cumantiang , desa terdekat sekitar 5 hingga 6 kilometer (3,1 hingga 3,7 mil) dari puncak.
Gunung berapi tersebut berada pada tingkat kewaspadaan tertinggi ketiga dari empat tingkat kewaspadaan sejak tahun 2011, tingkat yang menunjukkan aktivitas gunung berapi di atas normal, sehingga melarang pendaki dan penduduk desa berada dalam jarak 3 kilometer (1,8 mil) dari puncak, kata Hendra Gunawan, kepala Pusat Vulkanologi. dan Mitigasi Bencana Geologi.
Artinya, tidak boleh ada pendakian ke puncak, kata Gunawan seraya menambahkan bahwa pendaki hanya diperbolehkan berada di bawah zona bahaya, namun terkadang banyak dari mereka yang melanggar aturan demi kepuasannya untuk mendaki lebih jauh.
Beberapa jam sebelum letusan, sekitar 75 pendaki telah memulai perjalanan mendaki gunung setinggi hampir 2.900 meter (9.480 kaki) itu pada hari Sabtu. Lebih dari 160 personel, termasuk polisi dan tentara, dikerahkan untuk mencari mereka, kata Hari Agustian , pejabat Badan Pencarian dan Pertolongan setempat di Padang, ibu kota provinsi Sumatera Barat.
Dilaporkan sebelumnya bahwa delapan dari mereka yang diselamatkan dibawa ke rumah sakit karena luka bakar dan satu anggota tubuh patah. Sebuah video di media sosial memperlihatkan para pendaki sedang dievakuasi, wajah dan rambutnya berlumuran debu vulkanik dan hujan.
“Beberapa orang mengalami luka bakar karena cuaca sangat panas, dan mereka telah dibawa ke rumah sakit,” kata Rudy Rinaldi, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sumbar. Sebagian besar korban luka adalah mereka yang mendekati kawah.
Sayangnya, sebelas pendaki ditemukan tewas di dekat kawah gunung berapi Gunung Marapi di Indonesia setelah meletus akhir pekan lalu, kata tim penyelamat.
Dua belas orang lainnya hilang dan pencarian dihentikan pada hari Senin setelah letusan lain yang lebih kecil.
Menyusul letusan terbaru, pihak berwenang telah meningkatkan kewaspadaan tertinggi kedua dan melarang semua aktivitas dalam jarak 2 mil dari kawah Marapi dilakukan. Ada Setiawan, pejabat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan masker telah dibagikan kepada warga dan mengimbau mereka untuk tetap berada di dalam rumah.
Rute dan jalur pendakian juga telah ditutup, kata para pejabat.