Temu, platform e-commerce global yang dikenal dengan produk murah langsung dari pabrik, sempat bikin heboh ketika kabarnya akan masuk ke Indonesia. Tapi, antusiasme itu tak berlangsung lama, karena pemerintah segera memutuskan untuk melarang platform ini. Mari kita bahas apa yang sebenarnya terjadi
Mulai bergerak cepat.
Temu, yang dioperasikan oleh PDD Holdings (perusahaan di balik Pinduoduo), sudah melakukan ekspansi pesat di Asia Tenggara. Model bisnisnya yang menghubungkan pabrik langsung dengan konsumen sempat membuat Temu terlihat seperti kandidat kuat di pasar Indonesia. Mereka bahkan sempat tampil di E-Commerce Expo 2024 di Jakarta, membuat banyak orang berpikir bahwa kehadiran Temu di Indonesia hanya tinggal menunggu waktu
Jadi, Kenapa Temu Dilarang di Indonesia?
Meski awalnya disambut dengan antusias oleh konsumen, model bisnis Temu menimbulkan kekhawatiran di kalangan pemerintah. Berikut alasan mengapa Temu dilarang:
- Dampak pada UMKM: Model bisnis Temu memotong peran perantara lokal dengan menghubungkan pabrik langsung ke pembeli, yang membuat pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) sulit bersaing. Hal ini bisa mengancam keberlangsungan bisnis UMKM di Indonesia
- Masalah Regulasi: Hukum perdagangan Indonesia mengharuskan platform e-commerce asing bekerja dengan distributor lokal. Metode penjualan langsung Temu melanggar peraturan ini, sehingga pemerintah tidak bisa mengizinkan operasi Temu di Indonesia
- Risiko Pemutusan Hubungan Kerja (PHK): Jika Temu diizinkan beroperasi, harga murahnya dapat mengancam bisnis lokal dan menyebabkan PHK massal di berbagai sektor yang bergantung pada produksi dan distribusi skala kecil
Tindakan Pemerintah
Kominfo (Kementerian Komunikasi dan Informatika) bergerak cepat dalam menanggapi ini. Pada 1 Oktober 2024, Menteri Budi Arie Setiadi secara resmi mengumumkan bahwa Temu tidak diizinkan beroperasi di Indonesia. Pemerintah menegaskan bahwa ruang digital Indonesia harus digunakan untuk memberdayakan bisnis lokal, bukan merugikan mereka
Sejak tahun 2022, Temu sudah beberapa kali mencoba mendaftarkan bisnisnya di Indonesia, tetapi mengalami kendala hukum, termasuk benturan dengan merek dagang yang sudah ada. Meskipun sudah tampil di E-Commerce Expo, keputusan pemerintah tetap tegas untuk melarang platform ini
Apa Arti Larangan Ini bagi Konsumen dan Pelaku Bisnis?
Bagi konsumen, larangan Temu berarti mereka tidak bisa menikmati produk murah platform ini untuk sementara waktu. Namun, di sisi lain, keputusan ini melindungi perekonomian lokal dari gangguan besar dan memastikan bahwa pelaku bisnis di Indonesia bisa tetap bersaing secara adil
Bagi bisnis lokal, terutama UMKM, larangan ini merupakan angin segar. Mereka bisa melanjutkan usahanya tanpa takut dikalahkan oleh raksasa global seperti Temu. Ini juga membantu menjaga keseimbangan pasar dan melindungi lapangan kerja di sektor-sektor penting
Kasus Temu di Indonesia menunjukkan pentingnya menjaga keseimbangan antara membuka pintu untuk perdagangan global dan melindungi kepentingan lokal. Meskipun produk murah mungkin tampak menarik bagi konsumen, dampak jangka panjangnya pada bisnis kecil bisa merusak. Dengan melarang Temu, Indonesia telah menunjukkan komitmennya untuk menjaga keberlangsungan UMKM dan memastikan ekonomi digital tetap adil bagi semua pihak.