Bank Indonesia (BI) menyiapkan persediaan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat untuk penukaran uang baru menjelang Idul Fitri mendatang Libur Fitri Triwulan I 2024, Termasuk Pemilu 14 Februari Deputi Gubernur BI Doni Primanto Joewono mengatakan pasokan uang tunai akan mencegah kekurangan uang tunai di musim sibuk. “Kami sudah mulai menyalurkan ke bank umum yang kami sebut front-loading dan akan berlanjut hingga beberapa bulan ke depan.
Apa yang menyebabkan tingginya permintaan uang tunai?
Uang Kado Idul Fitri (THR) merupakan salah satu hal yang erat kaitannya dengan perayaan Idul Fitri di Indonesia. THR juga identik dengan tradisi menukarkan uang kertas bekas dengan yang baru sebelum diberikan kepada kerabat. Hal ini sudah menjadi budaya di masyarakat Indonesia. Alhasil, layanan penukaran uang kertas baru pun bermunculan menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Djoko Adi Prasetyo Drs. Msi , Pakar Antropologi Universitas Airlangga (UNAIR) mengomentari budaya THR di Indonesia. Ia mengatakan, tradisi memberi uang diyakini berasal dari budaya Timur Tengah yang dianut masyarakat Indonesia.
Perkiraan kebutuhan pada periode tersebut.
Perkiraan pertumbuhan permintaan atau penukaran uang tunai sebesar 14,5 persen pada tahun ini sejalan dengan tren pertumbuhan uang beredar di masyarakat pada periode Ramadhan- Lebaran yang selalu meningkat sebesar 14 persen setiap tahunnya selama sembilan tahun terakhir.
Diperkirakan pula jumlah uang yang beredar pada pemilu presiden yang digelar pada 14 Februari mendatang bisa mencapai Rp 2,4 triliun (US$154,07 juta) dalam satu hari. Proyeksi tersebut bermula dari antisipasi setiap partai politik akan mengeluarkan dana hingga Rp 240 miliar untuk mengerahkan anggota dan pendukungnya menuju ke tempat pemungutan suara (TPS). Pemilu mendatang mungkin bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional kembali hingga di atas 5 persen.
Pertumbuhan jumlah uang beredar juga didukung oleh pengeluaran pemerintah
Bank sentral menyiapkan dana sebesar Rp160,5 triliun untuk memenuhi kebutuhan uang tunai dan menyebarkan pasokannya ke cabang-cabang BI di provinsi. Bank Indonesia akan mengirimkan 26 persen beredar ke Jakarta, 33 persen ke Pulau Jawa, 20 persen ke Pulau Sumatera, 7 persen ke Pulau Kalimantan, dan 11 persen ke Pulau Sulawesi, Maluku, Papua, Bali, dan Nusa Tenggara.
Hampir 100 persen uang tunai tersebut merupakan uang kertas yang baru dicetak untuk kebutuhan penukar uang kertas baru.