Fenomena cuaca La Niña, yang ditandai dengan penurunan suhu atau suhu permukaan laut yang lebih dingin dari rata-rata di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, diperkirakan akan memengaruhi pola cuaca di seluruh dunia. El Niño dan La Niña merupakan fase berlawanan dari fenomena cuaca yang dikenal sebagai El Niño-Southern Oscillation (ENSO). Ketika La Niña terjadi, dampak cuacanya berlawanan dengan El Niño.
Dampak La Nina
La Niña biasanya membawa kondisi yang lebih basah dari rata-rata ke wilayah Pasifik Barat Laut dan Amerika Serikat bagian utara, sementara Amerika Serikat bagian selatan mungkin menghadapi cuaca yang lebih kering dan lebih hangat. Di Amerika Selatan, La Niña sering kali mengakibatkan curah hujan di atas rata-rata di wilayah utara, berbeda dengan kondisi yang lebih kering di wilayah selatan. Di seluruh wilayah Asia-Pasifik dan Afrika, dampaknya bervariasi, dengan peningkatan curah hujan yang diperkirakan terjadi di beberapa wilayah Asia Tenggara dan Australia, sementara wilayah lain mungkin mengalami penurunan curah hujan. Dampaknya melampaui fenomena cuaca dan memengaruhi berbagai sektor sosial ekonomi, termasuk pertanian, pengelolaan air, permintaan energi, dan pasar komoditas.
Apakah Indonesia terpengaruh?
La Niña menyebabkan peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia dan suhu yang sedikit lebih rendah di seluruh negeri. Peningkatan curah hujan ini dapat menguntungkan pertanian dengan mengisi kembali tampungan air dan meningkatkan kelembaban tanah. Namun, curah hujan yang berlebihan dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan genangan air, yang mengakibatkan kerusakan signifikan pada tanaman, infrastruktur, dan mata pencaharian.
Fenomena La Nina yang diprediksi terjadi pada pertengahan hingga akhir tahun ini berpotensi meningkatkan curah hujan dan berdampak signifikan terhadap pertanian di Indonesia.
Cara tanganin masalahnya
Negara-negara yang terkena dampak seperti Indonesia didesak untuk meningkatkan investasi dalam infrastruktur irigasi, fasilitas penyimpanan air, dan sistem drainase dapat membantu mengatur pasokan air dan mengurangi risiko bencana yang berhubungan dengan air. Pakar pertanian juga menyarankan diversifikasi produksi tanaman pangan sehingga dapat meningkatkan ketahanan terhadap variabilitas cuaca yang disebabkan oleh La Niña. Petani dapat mengeksplorasi varietas tanaman pangan yang tahan kekeringan, mengubah jadwal tanam, dan mengadopsi praktik agroforestri dan tumpang sari untuk meningkatkan kesehatan tanah dan retensi air.
Meningkatkan kemampuan prakiraan cuaca sangat penting untuk memungkinkan petani dan pembuat kebijakan mengantisipasi timbulnya La Niña dan mempersiapkan diri secara tepat.